HUBUNGAN KINERJA PENGAWAS MENELAN OBAT DENGAN KESEMBUHAN TUBERKULOSIS DI UPT PUSKESMAS ARCAMANIK KOTA BANDUNG

Dewi Hayati, Elly Musa

Sari


ABSTRAK

Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.  WHO telah merekomendasikan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) sebagai strategi dalam penanggulangan TB. Kesembuhan pengobatan TB sangat ditentukan oleh adanya keteraturan minum obat anti tuberkulosis. Hal ini dapat dicapai dengan adanya pengawas menelan obat (PMO) yang memantau dan mengingatkan penderita TB untuk meminum obat secara teratur. PMO sangat penting untuk mendampingi penderita agar dicapai hasil yang optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kinerja PMO dengan kesembuhan TB. Metode penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita TB dengan jumlah sampel 37 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah total sampling. Variabel bebas penelitian ini adalah kinerja PMO, sedangkan variabel terikatnya adalah kesembuhan TB. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja PMO dengan kesembuhan TB dengan nilai p value = 0,001. Kesimpulan bahwa kinerja PMO yang baik akan membantu meningkatkan angka kesembuhan TB. Saran bagi PMO untuk lebih meningkatkan kinerja nya sehingga mencapai hasil yang optimal terhadap kesembuhan TB.

Kata Kunci     : kinerja PMO; pengawas menelan obat; kesembuhan TB

 

ABSTRACK

Tuberculosis is an infectious disease remains a public health problem. WHO has recommended DOTS strategy (Directly Observed Treatment Short-course) in TB control. Cure TB treatment is determined by the regularity of taking anti tuberculosis drugs. This can be achieved by the supervisor to take medication (PMO) that monitor and remind TB patients to take medicine regularly. PMO is very important to assist the patient in order to achieve optimal results. The purpose of this study was to analize the relationship between the perpormance of PMO to the cure of TB. The methode of this research is a correlation study with cross sectional. Sampels in this research is patients with TB. The number of the sample was 37 people who have met the inclusion criteria by using sampling technique. The independent variable of this reasearch is performance of PMO, while the dependent variable is the cure of TB. Data were analyzed using chi square test to know the relationship. The result of the research indicate that there is a significant correlation between the performance of PMO to the cure of TB with P value = 0,001. The conclusion is a good performance of PMO will help to improve the cure rate of TB. Suggestions for the PMO to increase performance so that achieve result optimal for cure TB.

Keyword          : performance of PMO; PMO; cure of TB


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Aditama, T.Y. 2005. Rokok dan Tuberkulosis Paru. Jakarta: Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respiratori FKUI.

Alimul Hidayat, Aziz. 2011. “Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data”. Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Kemenkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2010. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Kemenkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2014. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Kemenkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Dinas Kota Bandung 2014. Profil Dinas Kesehatan Kota Bandung 2014. Bandung: Bidang p2 Dinas Kesehatan Kota Bandung

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2014. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2014. Bandung: Bidang P2 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

“Global Tuberculosis Report”. 2012. www. who.int/- tuberkulosis. (diakses pada tanggal 11 Juli 2015).

Hendrawati P. A. 2008. Hubungan antara Partisipasi Pengawas Menelan Obat Keluarga dengan Sikap Penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Surakarta. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Surakarta. Tidak diterbitkan.

Jumaelah, Nurhayati. 2013. “Hubungan Kinerja Pengawas Menelan Menelan Obat Dengan Keberhasilan Pengobatan TB Paru Dengan DOTS Di RSUP Dr.Kariadi Semarang”. Jurnal Medica Hospitalia Vol 2(1), 54-57.

Jawetz, Melnick, and Adfcerg. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Erlangga.

Lupitayanti. 2014. “Kinerja Pengawas menelan Obat Penderita TB Paru BTA + Di Puskesmas I Denpasar Selatan”. Jurnal Kesehatan Komunitas Vol 2, 141-147.

Muniroh, Nuha Et al. 2013. ”Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesembuhan Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Semarang Barat”. Jurnal Keperawatan Komunitas 1 Vol, 33-42.

Nizar, M. 2010. Pemberantasan Dan Penanggulangan Tuberkulosis.Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Puskesmas Arcamanik. 2014. Laporan Tahunan Puskesmas Arcamanik Tahun 2014. Bandung.

“Profil Kesehatan Indonesia”. 2013. http://doi.org (diakses 13 Juli 2015).

Riyanto, Agus. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Riyanto, Agus. 2011. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Saptawati, L., Mardiastuti, Karuniawati, A., & Rumende, C. M. (2012). Evaluasi Metode FastPlaqueTB Untuk Mendeteksi Mycobacterium Tuberculosis Pada Sputum Di Beberapa Unit Pelayanan Kesehatan Di Jakarta-Indonesia. Jurnal Tuberkulosis Indonesia, 8, 1–6.

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siagian, Sondang. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfa Beta.

Sukamto. 2004. Hubungan Kinerja Pengawas Menelan Obat (PMO) dengan Hasil Pengobatan Penderita TB Paru Tahap Intensif dengan Strategi DOTS di Kota Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan Tahun 2002. www.adln.lib.unair.ac.id (3 Agustus 2015)

Sukana B., Heryanto, dan Supraptini. 2010. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Penderita TB Paru di Kabupaten Tangerang. Jakarta.

Sutanto S. 2000. Efektivitas Pengawas Menelan Obat Pada Konversi Dahak Penderita Tuberkulosis Paru, Kajian Antara Petugas Kesehatan dan Tokoh Masyarakat di Pekalongan. Thesis. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tidak diterbitkan

Sukana B., Heryanto, dan Supraptini. 2003. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Penderita TB Paru di Kabupaten Tangerang. Jakarta.

Tabrani, Rab. 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Media.




DOI: https://doi.org/10.31311/.v4i1.401



Diterbitkan oleh:

Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas BSI Bandung

 Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.