Resiliensi Remaja Stunting: Sebagian Merasa Sulit Bangkit dan Bertahan Menghadapi Permasalahan

Rina Fajar Sari, Sheizi Prista Sari, Taty Hernawaty

Sari


ABSTRAK

Remaja dengan perawakan pendek (stunting) perlu memiliki resiliensi yang tinggi  agar mampu bangkit dan bertahan dalam situasi yang terjadi pada dirinya. Jika mereka mempunyai tingkat resiliensi yang rendah maka akan menimbulkan permasalahan psikososial yang semakin parah seperti depresi dan menarik diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran resiliensi remaja dengan stunting yang dilakukan melalui pendekatan deskriptif kuantitatif. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 2 Jatinangor kelas VII dan kelas VIII yang mengalami stunting sebanyak 65 siswa. Data dikumpulkan menggunakan instrumen Resilience Scale for Adolescent (READ) yang telah diuji back translate methode dan dilakukan uji construct dengan nilai reliabilitas 0,86-0.90. Hasil penelitian menunjukan bahwa 53,8% responden sudah memiliki resiliensi tinggi namun masih terdapat 46,2% responden memiliki tingkat resiliensinya rendah. Resiliensi rendah ditemukan mayoritas pada siswa berjenis kelamin laki-laki. Diperlukan upaya pendampingan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan resiliensi, khususnya pada remaja yang masih memiliki resiliensi rendah, supaya mereka dapat dicegah dari depresi dan menarik diri serta dapat melewati masa remaja dengan baik.  

 

Kata kunci: Remaja, Resiliensi, Stunting

 

 

ABSTRACT

Adolescents who are stunting need to have high resilience to adopt in any difficult situations because of their physical condition. If they have low level of resilience it will lead to severe psychosocial problems such as depression and withdrawal. This study aimed to determine the resilience of adolescents who are stunting by quantitave descriptive method. Respondents were all stunting students of SMPN 2 Jatinangor class VII and class VIII. Data were collected using Resilience Scale for Adolescent (READ) instrument with reliability value 0.86-0.90. The results showed that some respondents (53.8%) or as many as 35 people have high resilience level, while some respondents (46.2%) or 30 people have low resilience. Low resilience is found in majority among female students. An intensive and well planning program is needed to improve resilience among students who still have low capability in adaptation process in order to accompany them successfully past adolescence.

 

Keywords: Adolescent, Resilience, Stunting.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Afsari, F. (2013). Hubungan harga diri dan disiplin sekolah dengan perilaku bullying pada remaja. Psikologi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Badham, J. & Sweet, L. (2010). Stunting: An Overview. Sight and Life Magazine 3, 40-47.

BPDPKKK, R. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Djati, M. (2008). Hubungan antara Bullying dengan Depresi pada Siswa SMA. Perpustakaan Unika, 1-60.

Ediati, R. A. (2016). Hubungan Dukungan Sosial dengan resiliensi pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA wanita semarang. Vol. 5 (3), 537-542.

Efrianti, D. O. et al. (2016). The Relationship of Psychosocial Dysfunction and Stunting of Adolescents in Suburburan Indonesia. Departement of Child Faculty of Medicine: Unpad.

Hadiningsih, T. (2014). Hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi remaja di panti asuhan keluarga yatim muhammadiyah surakarta. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hasanah, A. (2012). Gambaran Permasalahan Psikososial pada Remaja Stunting (Perawakan Pendek) di SMP Wilayah Kecamatan Jatinangor. Fkep:unpad.

Hastuti, D. (2008). Pengasuhan: Teori dan Prinsip serta Aplikasinya di Indonesia. Bogor Institut Pertanian Bogor.

Hurlock, E.B. (2004). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Kalil, A. (2003). Family Resilience and Good Child Outcomes . A Review of The Literature.

Khadavi, J. (2011). Perbedaan Resiliensi Antara Siswa Yang Aktif Berorganisasi Dengan Siswa Yanf Tidak Aktif Berorganisasi di SMA Negeri 1 Pandaan Pasuruan. Jurnal Psikologi.

Lia, R. Ameliwati, V.E. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi Remaja di Lembaga pemasyarakatan. 79-82.

Maghfira, U., Rachmawati, M.A. (2009). Hubungan antara iklil sekolah dengan Kecenderungan perilaku bullying. Jurnal Psikologi.

Martiastuti, K. (2012). Resiliensi Remaja berdasarkan Jenis Kelamin, Sekolah dan Tipologi Wilayah. Jurnal Psikologi.

Monks. (2004). Psikologi Perkembangan:Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. yogyakarta: Gajah Mada University Press .

Murphey, D., Megan, B.A., Vaughn, B. (2013). Positive mental Health resilience.

Nils, e. a. (2003). Childhood Stunting in relation to Adolescent Living Environment and resilience: A Follow up Study in Lahore Pakistan. Departement of Pediatrics Goteborg University.

Picauly, I., Toy, S.M. (2013). Analisis determinan dan Pengaruh Stunting Terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah di Kupang dan Sumba Timur NTT. Jurnal Pangan dan Gizi Volume 8 Nomor 1, 56-60.

Reivich, K., Shatte, A. (2002). The Resilience factor: 7 Essential Skill For Overcoming Life's Inevitable Obstacles. New York: Broadway Books.

Segal, D., Webb, D. (2015). Childrem with short stature – Evaluation and psychosocial outcomes. Pediatric focus, 1-9.

RI, D. (2007). Riset Kesehatan Dasar badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

RI, D. (2010). Kesehatan Remaja, Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.

RI, D. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Sanni, I. (2009). Hubungan Dukungan Sosial dengan Resiliensi pada Remaja SMU 1 Pangkah Tegal. Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Santrock, J. (1999). Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

UNICEF. (2013). Ringkasan Kajian Gizi Ibu dan Anak. jakarta: UNICEF Indonesia.

Wagnild, G.M., Young, H.M. (1993). Development and Psychometric Evaluation of Resilience. Journal of Nursing measurement Vol 1 No 2.

Walker, S.P., Chang, S.M., Powell, C.A., Simonoff, E., McGregor, S.M. (2007). Early Childhood Stunting Is Associated With Poor Psychological Functioning in Late Adolescence and Effects Are Reduced by Psychosocial Stimulation. Journal Nutrition No 137, 2464-2469.

Wong, D. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1. Jakarta: EGC.

Zimmerman, M. S. (2013). Adolescent Resilience Promotive Factors That Inform Preventive.




DOI: https://doi.org/10.31311/.v5i2.2639



Diterbitkan oleh:

Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas BSI Bandung

 Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.