Network Society: Budaya Komunikasi Virtual Masyarakat Betawi Modern
Sari
Suku Betawi sebagai kelompok etnis lokal Jakarta sering kali dianggap inferior. Steoretip latar belakang pendidikan rendah, level ekonomi menengah kebawah, gagap teknologi, dan stereotip negatif lainnya yang menjadikan suku ini tidak memiliki eksistensi di banyak aspek kehidupan. Di tengah modernisasi perangkat komunikasi dan teknologi, seluruh lapisan masyarakat dituntut untuk memiliki literasi digital serta kemampuan menggunakan fitur-fitur aplikasi pelayanan maupun memiliki kecakapan dalam berkomunikasi melalui jejaring sosial. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui budaya komunikasi virtual masyarakat Betawi modern dalam kerangka masyarakat jaringan. Metode yang digunakan adalah etnografi virtual. Data primer diperoleh dari in-dept interview dan observasi pada akun Instagram @nyak_kopsah dan akun Tiktok dan Instagram @suryadanna. Hasil penelitian menunjukan bahwa konten kreator menyebarkan logika pesan melalui spesifikasi konten. Masing-masing akun memiliki budaya masyarakat jaringan dengan karakteristik yang berbeda yang disebabkan oleh ciri khas konten. Akun @suryadanna spesifik pada konten “Jakarta dengan Atmosfer Korea”. Pesan yang disampaikan melibatkan perasaan, ekspresi, dan emosi yang terfokus pada audiens yang didorong oleh latar video, alur cerita, dan lagu yang mewakili pesan. Pada akun @nyak_kopsah menceritakan “realitas kehidupan” melalui isu-isu kehidupan masyarakat Betawi, pesan disampaikan dengan mengutamakan ekspresi, logat, suara, dan mimik sebagai Nyak Kopsah. Modernitas masyarakat jaringan terlihat pada akun @suryadanna yang menggambarkan kota Jakarta sebagai kota metropolitan yang indah. Budaya komunikasi yang terbentuk dapat dilihat dari audiens pada kedua akun yang saling berinteraksi dan memodifikasi satu sama lain berdasarkan pertukaran makna.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Bimo. (2017). 8 Teori New Media Menurut Para Ahli. https://pakarkomunikasi.com/teori-new-media-menurut-para-ahli
Castells, M. (2004). The Network Society. Edward Elgar Publishing Limited. Cornwall.
Hakim, & Kustiawan, W. (2019). Perkembangan Teori Komunikasi Kontemporer. Jurnal Komunika Islamika ISSN 2355-7982, 6(1).
Hampton, K. N. (2004). Networked sociability online, off-line. In The Networked Society: A Cross-cultural Perspective (pp. 217–232). Cheltenham: Edward Elgar Publishing Limited. Cornwall.
Hine, C. (2000). Virtual Ethnography. Sage Publication.
Juju, D., & Sulianta, F. (2010). Branding Promotion with Social Networks. Elex Media Komputindo.
Kozinets, R. V. (2010). Netnography: Doing Ethnographic Research Online. Sage Publication.
McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa (6 Buku 1). Salemba Humanika.
Neuman, W. L. (2013). Metodologi Penelitian Sosial : Pendekatan Kualitatif dan Pendekatan Kuantitatif (7th ed.). Indeks.
Rahadi, D. R. (2017). Perilaku Pengguna dan Informasi Hoax di Media Sosial. Jurnal Manajemen, 5(1).
Rahma, R. Y., Hayati, S., & Danna, S. (2022). Profesi Content Creator Generasi Z: Media Digital Sebagai Media Personal Branding. In ASPIKOM, Merangkum Ragam Capaian Akreditasi Unggul di Era 5.0 (3rd ed., pp. 91–97). Salemba Humanika.
Risecha, A., & Frenky. (2017). Analisis Komunikasi Virtual Pada Kelompok Gamers DOTA 2. Jurnal Komunikasi Universitas Garut, 3(1).
Rohayati. (2017). BUDAYA KOMUNIKASI MASYARAKAT MAYA (CYBER): SUATU PROSES INTERAKSI SIMBOLIK. Sosial Budaya (e-ISSN 2407-1684 | p-ISSN 1979-2603), 14, No 2(Desember 2017).
Rohimah, A., Sugihartati, R., Isnaini, S., & Hakim, L. (2021). Komunikasi Virtual: Budaya Partisipasi Foodgram Muslim. Jurnal Komunikasi ISSN 2085-1979, EISSN 2528 2727, 13(2).
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
DOI: https://doi.org/10.31294/kom.v11i1.20107
DOI (PDF): https://doi.org/10.31294/kom.v11i1.20107.g6402
##submission.license.cc.by-sa4.footer##
Index by: | ||
E-ISSN: 2549-3299 | ||
|
||
Dipublikasikan oleh LPPM Universitas Bina Sarana InformatikaJl. Kramat Raya No.98, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10450
|