Pelestarian Budaya Puro Pakualaman Sebagai Wisata Sejarah Di Yogyakarta
Sari
Abstrak - Puro Pakualaman merupakan satu dari Istana yang ada di Yogyakarta beralamat di Jalan Sultan Agung Kecamatan Pakualaman Yogyakarta, untuk masuk ke komplek Puro Pakualaman lebih dulu melalui regol (gapura) Wiwara Kusuma Wianang Reksa ( Lambang Mahkota Praja Pakualaman dan Tanaman Lung-lungan), Budaya yang ada dan yang berjalan merupakan salah satu pelestarian budaya yang masih menjadi tradisi upacara adat yakni upacara adat yang berkaitan dengan daur kehidupan manausia yang meliputi mitoni, kelahiran, tedhak siten, supitan, tetesan, tarapan , pernikahan, upacara adat peringatan dan upacara adat penghormatan benda pusaka dan sebagainnya. Metodelogi penelitian yang digunakan yakni penelitian deskritif dengan analisa kualitatif. penelitian deskriptif (Descriptive Research) adalah penelitian yang bertujuan membuat deskriptif atas atau suatu fenomena social atau alam secara sistematis, factual dan akurat sedangkan untuk teknik pengumpulan data penelitian kualitaitif yakni melalui a)..Observasi, pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematika gejala-gejala yang diselidiki, sehingga dapat mencatat materi yang diperoleh. b). Wawancara, proses jawab dalam penelitian secara lisan. Wawancara langsung ke responden dan c). Dokumentasi, pengambilan data yang diperoleh memlaui dokumentasi. Hasil dari penelitian ini bahwa nilai kebudayaan yang ada merupakan perwujudan dari pembinaan yang berkelanjutan yang ada pada negara maupun di masyarakat Indonesia. Warisan budaya merupakan nilai nilai luhur yang selalu dijaga dan dipertahankan, sehingga kegiatan budaya yang ada di Puro Pakualaman akan mendatangkan wisatawan baik wisatawan domestic maupun wisatawan internasional.
Kata Kunci : Kebudayaan, Puro Pakualaman, wisatawan
Puro Pakualaman Cultural Preservation as Historical Tourism in Yogyakarta
Abstract - Puro Pakualaman is one of the palaces in Yogyakarta located in Sultan Agung street, Pakualaman subdistrict, Yogyakarta. To enter the Puro Pakualaman complex, it needs to pass the gate of Wiwara Kusuma Wianang Rekso (the symbol of Praja Pakualaman’s crown and Lung-lungan plant). The existing and ongoing culture is one of the cultural preservation that still becomes traditional ceremony traditions, that is, the traditional ceremonies related to the cycles of human lives including mitoni, birth, tedhak siten, supitan, tetesan, tarapan, wedding, traditional ceremonies of commemorations and heirloom homage, etc. The research method employed in this study is a descriptive research with qualitative analysis. Descriptive research is a research that aims to make a description of a social phenomenon or nature systematically, factually, and accurately. Moreover, the data collection technique of a qualitative research encompasses a) observation, a data collection carried out by observing and taking notes systematically the investigated symptoms so that the researchers can take notes the obtained materials; b) interview, a process of asking and answering questions in a research orally, a direct interview to the respondents; and c) documentation, a data collection which is gained through documentation. The result of this study is that the existing cultural value is the embodiment of the ongoing coaching that exists in either the state or societies of Indonesia. The cultural heritage is the noble values that are always preserved and maintained, so that the cultural events in Puro Pakualaman can attract tourists to come, either domestic or international tourists.
Keywords : Culture, Puro Pakualaman, Tourists
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Angling Kusumo, 1988, Regol Wiworo Kusumo, Yogyakarta ; Bebadan Museum Puro Pakualaman
Dinas Kebudayaan DIY, 2017. Mueeum di Yogyakarta. Penerbit : Disbud DIY.
I Gusti, Mhadewi, 2012. Metode Peneltian Pariwisata dan Perhotelan, Yogyakarta ; Andi
Jones, Tod, 2005. Indonesia Cultural Policy, 1950-2003 ; Culture Policy, Institutions, Government.diambil dr : https://espace.curtin.edu.au/handle/20.500.11937/403 (18 Maret 2020)
Muljadi, Wawan Andri, 2016. Kepariwisataan dan Perjalanan, Jalarta : PT. Raja Grafindo Persada
Surono, 1979 : Tosan Aji dan Pembangunan Bangsa, Penerbit ;Pakualaman
Wardiyanta, 2006, Metode Penelitian Pariiwsata, Yogyakarta ; Andi
Wibowo, Alexandre Joseph Ibnu. 2015. Persepsi Kualitas Layanan Museum Di Indonesia : Sebuah Studi Observasi. Vol. 15 No. 1, November 2015. Diambil dari https://media.neliti.com/media/publications/115192-ID-persepsi-kualitas-layanan-museum-di-indo.pdf (20 Maret 2020)
Wijayanto, Catur. 2015. Peranan Museum Karst Sebagai Sumber Informasi Karst.
Yoeti Oka, 2006, Pariwisata Budaya Masalah dan Solusinya, Jakarta : PT Pradnya Paramita
DOI: https://doi.org/10.31294/khi.v11i1.7978