Doclang, Makanan Tradisional Yang Mulai Tersisihkan
Sari
Keywords: Doclang, Lontong, Patat leaves, Preserving
Abstrak - Doclang merupakan makanan tradisional Khas Bogor yang terdapat di Indonesia. Komposisi yang terdapat pada doclang yaitu: lontong atau pesor dalam Bahasa Sunda, tahu goreng, telor rebus dan kentang kukus yang digoreng serta bumbu kacang sebagai pelengkap. Keunikan yang terdapat pada doclang adalah dari lontong yang dibuat menggunakan daun patat dan dimasak dalam waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang keberadaan Doclang di masyarakat Bogor khususnya. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan langsung mengumpulkan data dengan melakukan observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat dua versi asal usul Doclang, yaitu pengaruh dari masyarakat Tionghoa dan pengrajin ketupat. Dalam pembuatan Doclang dipergunakan Pesor dan kentang sebagai pembeda dari kupat tahu. Serta pada saat ini di Kota Bogor sudah menyediakan tempat untuk wisata kuliner seperti Doclang, yaitu di Jalan Jembatan Merah atau Jalan Veteran yang dijual oleh para pedagang kaki lima.
Kata Kunci: Doclang, Lontong, Daun Patat, Pelestarian
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Adiasih, P., & Brahmana, R. K. (2015). Persepsi terhadap Makanan Tradisional Jawa Timur: Studi Awal terhadap Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya. Kinerja ( journal of Business and Economic), 15(2), 112-125.
Afn, & Dbs. (2014, 01 30). TransBogor.co. Retrieved from TransBogor.co: http://transbogor.co/read/427/30/1/2014/doclang-makanan-khas-tradisional-bogor-yang-tergusur-zaman
Afriyani, R. (2011). Analisis Daya Saing Sektor Pariwisata Kota Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Ilmu Ekonomi. Bogor: IPB.
AhmadIbo. (n.d.). Indonesia Kaya. Retrieved September 25, 2018, from Indonesiakaya.com: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/doclang-sarapan-unik-yang-mengenyangkan
Amelia, R., Endrinaldi, & Edward, Z. (2014). Identifikasi dan Penentuan Kadar Boraks dalam Lontong yang Dijual di Pasar Raya Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(3), 457-459.
Arifin, F. (2017). Pergulatan Identitas Kultural antara Fastfood dan Kudapan. Jurnal Penelitian Humaniora, 1-7. Retrieved from https://doi.org/10.23917/humaniora.v18i1.3640
Badar, A. A. (2006). Karakterisasi Sifat Fisiko Kimia dan Mekanik Daun Patat Daun (Phrynium capitatum) sebagai Bahan Kemasan. Bogor: IPB.
BPS. (2010). Badan Pusat Statistik Kota Bogor. Retrieved from SensusPenduduk 2010: http://www.presidenri.go.id/index.php/su
Fajri, I. (2018). Strategi Peningkatan Penjualan Makanan Tradisional Sunda Melalui Daya Tarik Produk Wisata Kuliner di The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa. Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, 8(1), 45-56.
Gardjito, M., Putri, R. G., & Dewi, S. (2018). Profil Struktur, Bumbu, dan Bahan dalam Kuliner Indonesia. Yogjakarta: UGM Press.
Gunawan, T. (2016). Identifikasi Wisata Kuliner Kota Bogor. Jurnal Online Mahasiswa (JOM), 1(1).
Hamdi, A. S., & Bahruddin, E. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif: Aplikasi dalam Pendidikan. (A. Anas, Ed.) Yogyakarta: Deepublish.
Hartanti, M., Santosa, I., & K, A. R. (2012). Kajian Emotinal Branding dan Budaya Etnik Sunda pada Restoran Tradisional Sunda. Jurnal Komunikasi Visual & Multimedia, 4(1), 37-46.
Hoerudin, I. (2013, 11 06). Rancah Post. Retrieved from Rancah Post: https://www.rancahpost.com/2013119906/doclang-kuliner-legendaris-dan-unik-khas-masyarakat-kota-bogor/
Ketaren, I. (2017). Gastronomi Upaboga Indonesia. Jakarta: Indonesian Gastronomy Association.
Khatimah, H. (2018, Maret 05). AyoBogor.com. Retrieved from Kota Bogor Destinasi Favorit Wisata Kuliner: http://ayobogor.com/read/20180305/122/1253/kota-bogor-destinasi-favorit-wisata-kuliner
Maengkom, D. (2015, 11 07). Indogastronomi. Retrieved from Indogastronomi: https://indogastronomi.wordpress.com/2015/11/07/antara-gastronomi-dan-kuliner/
Mulyana, B. (2012). Pengembangan Kota Bogor sebagai Destinasi Pariwisata International. Jurnal Ilmiah Pariwisata, 2(1), 109-222.
nasional.kompas.com. (2010, 04 15). Kompas.com. Retrieved from Kompas.com: https://nasional.kompas.com/read/2010/04/15/18500076/Doclang.Tak.Lekang.Zaman-5
Nitisuari, N., & Wardono, P. (2014). Museum Sejarah Kuliner Traditional Indonesia. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Senirupa dan Desain (ITB), 1, 1-7.
Nurhalimah. (2016). Tentang Makanan Khas Indonesia. Jurnal Prodi PBSI UNWIR Indramayu.
Oda. (2012). Pengembangan Pusat Kuliner Nusantara Kota Bandung Sebagai Tujuan Wisata. Khasanah Ilmu, Iii(1), 51-60.
Rahmalianti, R., A, M. N., & Riyadi, D. (2016). Pelestarian Makanan Tradisional Kejos Sebagai Sumber Karbohidrat di Desa Tarikolot Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.
Gastronomy Tourism UPI E-Journal, 3(1), 229-237.
Setiawan, H. (2015, 06 25). Kompasiana. Retrieved from https://www.kompasiana.com/hendisetiawan/550db74c8133114322b1e77e/doclang-makanan-khas-bogor
Setyawati, V. A., & Rimawati, E. (2016). Pola Konsumsi Fast Food dan Serat sebagai Faktor Gizi Lebih pada Remaja. Unnes Journal of Public Health, 5(3), 275-284.
Simantjuntak, T. N. (2015, 04 29). Sarapan Nusantara. Retrieved from Detik Food.com: https://food.detik.com/info-kuliner/d-2901128/doclang-sarapan-khas-bogor-yang-mulai-punah-tergerus-zaman
Soegiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet.
Tosida, E. T., Gunawan, I., & Andria, F. (2015). Pemberdayaan Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) dalam Pengembangan Potensi Wisata Bogor Selatan. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 2(1), 110-120.
Tredoria.com. (2017). Retrieved 10 10, 2018, from http://tredoria.com/kuliner/doclang/
Wawo, A. H., & Sukamto, L. A. (2011). Kajian Cara Perbanyakan dan Pertumbuhan Garut (Maranta arundinaceae L.) pada Kondisi Ketersediaan Cahaya yang Berbeda. E-jurnal BPPT, 7(2), 127-136.
Yasminia, D. (2003). Perilaku Konsumen Remaja Terhadap Makanan Tradisional Sunda di Bogor. Bogor: IPB. Retrieved from http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/19443
Yulianti, Y. (2015, 02 23). Bogordesain. Retrieved 10 10, 2018, from Bogordesain: https://bogordesain.com/wisata-kuliner-di-bogor
DOI: https://doi.org/10.31294/khi.v9i2.5224