Inventarisasi Peluang Pengembangan Atraksi Budaya Komodo dan Manggarai di Labuan Bajo, Manggarai Barat
Sari
Tujuan penelitian ini adalah untuk menginventarisir peluang pengembangan atraksi wisata budaya Pulau Komodo dan Suku Manggarai Barat di Flores serta menyusun pola perjalanan berdasarkan potensi budaya dan potensi lainnya. Kerangka analisis yang digunakan adalah invetarisasi terhadap potensi atraksi budaya tak benda dan potensi atraksi budaya benda. Metode yang digunakan adalah kualitatif, dengan wawancara dan studi pustaka sebagai alat pengumpul data untuk memaparkan potensi atraksi yang ada. Data diperoleh sebagian besar merupakan data sekunder dengan beberapa data primer berdasarkan informasi dari informan penelitian. Informan ditentukan berdasarkan tingkat pengetahuan mereka tentang potensi atraksi budaya sehingga hanya digunakan dua narasumber yaitu dinas pariwisata dan tokoh masyarakat. Potensi atraksi wisata budaya yang teridentifikasi dari penelitian ini; (1) Atraksi wisata budaya benda yaitu bangunan (Mbaru), situs (Situs Warloka), landscape (Sawah Lingko), dan desa wisata (Liang Ndara); (2) Atraksi wisata tak benda yaitu desa adat (Desa Adat Todo), tarian adat (Tari Caci), festival (Komodo), dan kuliner (Se’i). Keseluruhan potensi atraksi tersebut dapat dipadukan dengan jenis atraksi alam dan buatan untuk dikemas menjadi pola perjalanan wisata. Perpaduan atraksi dalam pola perjalanan akan menjadikan Labuan Bajo mampu memberikan pengalaman mengesankan bagi wisatawan sehingga benar-benar tercapai destinasi wisata super prioritas berkelanjutan. Perhatian pemerintah sangat diperlukan dengan rangkaian regulasi untuk melindungi, mengembangkan, dan melestarikan potensi atraksi budaya yang luar biasa ini.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Agas, K. (2019). Respon Masyarakat Dalam Perkembangan Pariwisata di Kelurahan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Ttenggara Timur. 53(9), 1–140.
Aneldus, S. Y., & Dewi, M. H. U. (2020). Pengaruh Sektor-Sektor Pariwisata Terhadap Kabupaten Manggarai Barat. Ekonomi Pembangunan Unud, 7(2), 1603–1630.
Anonim. (2019). Sei makanan Khas Labuan Bajo. In Website (p. 2). https://labuanbajotour.com/ kuliner/daging-sei
Artanegara. (2019). Inventarisasi Situs Warloka IV (p. 10). https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/inventarisasi-situs-warloka-iv/
Artanegara. (2020). Desa Adat Todo. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/situs-kampung-adat-todo/
Aslianti. (2018). Analisis Keragaman Sosial Budaya Desa Gorontalo Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai Barat.
Baggio, R., & Cooper, C. (2010). Knowledge transfer in a tourism destination: The effects of a network structure. Service Industries Journal, 30(10), 1757–1771. https://doi.org/10.1080/02642060903580649
Bertomi, C., Oka Karini, N. M., & Sudana, I. P. (2015). Pengemasan Paket Ekowisata Di Desa Liang Ndara, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Jurnal IPTA, 3(2), 92. https://doi.org/10.24843/ipta.2015.v03.i02.p16
Berybe, G. A., Hanggu, E. O., & Welalangi, M. B. (2021). Hospitality Training Bagi Para Pengelola Homestay di Desa Liang Ndara Kabupaten Manggarai Barat. Jurnal Abdimas Pariwisata, 2(1), 1–7. https://doi.org/10.36276/jap.v2i1.22
Damanik, J. (2010). Merancang Format Baru Pariwisata. https://repository.ugm.ac.id/digitasi/ download.php?file=1388_pp1004003.pdf
Dinas-Pariwisata. (2021). SK Desa Wisata Kabupaten Manggarai Barat (p. 5). https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/94515/PERDA NO. 2 Tahun 2017 sistem Kepariwisataaan Daerah.pdf
Edwin, F. (2017). Tata Cara Mengemas Produk Pariwisata pada Daerah Tujuan Wisata. Masyarakat, Kebudayaan Dan Politik, XX(3), 165–174.
Firdaus, S. R. (2018). Perancangan Pola Perjalanan Wisata Baru Sebagai Dampak Pembangunan Tol. February.
Fletcher, J., Fyall, A., Gilbert, D., & Wanhill, S. (2017). Tourism : Principles and Practice Sixth Edition.
Horton, J., & Kraftl, P. (2013). Cultural Geographies. In Cultural Geographies. https://doi.org/10.4324/ 9781315797489
Iswandono, E. (2018). Budaya Konservasi Orang Manggarai (Studi Kasus di Daerah Penyangga Taman Wisata Alam Ruteng - Nusa Tenggara Timur). 93.
Jampi, H. (2018). Nilai-nilai Kesenian Tarian Caci pada Masyarakat Manggarai desa Kazu Wangi Kabupaten Manggarai Tumur.
Kemendikbud. (2017). Undang - Undang RI Nomor 5 tahun 2017. Jumpa, 6, 9.
Kemenpar. (2009). Undang-undang no 10 Tahun 2009. Undang-Undang No 10 Tahun 2009, 2(5), 255.
Kemenparekraf. (2020a). Kemenparekraf Akan Terapkan Program CHS di Destinasi, Bali Jadi Pilot Project..
Kemenparekraf. (2020b). Rencana Strategis Kementerian Pariwisata. PerMen N0.12 Tahun 2020.
Kiwang, A. S., & Arif, F. M. (2020). Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Labuan Bajo Akibat Pembangunan Pariwisata. Gulawentah:Jurnal Studi Sosial, 5(2), 87. https://doi.org/10.25273/gulawentah.v5i2.7290
Koentjaraningrat. (1984). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. In Djambatan.
Lau, G., & McKercher, B. (2006). Understanding Tourist Movement Patterns in a Destination: A GIS Approach. Tourism and Hospitality Research, 7(1), 39–49. https://doi.org/10.1057/palgrave.thr.6050027
Pujaastawa, I. B. G., & Ariana, I. N. (2015). Pedoman Identifikasi Potensi Daya Tarik Wisata. 1–76.
Rahmi, S. A. (2016). Pembangunan Pariwisata Dalam Perspektif Kearifan Lokal. Reformasi, 6(1), 76–84.
Saputra, E., & Ambiyar, A. (2019). Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Pengemasan Daya Tarik Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung Serta Dampaknya pada Kepuasan Wisatawan di Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta. Jurnal Master Pariwisata (JUMPA), 6, 183.
Sugiarto, A., & Gusti, I. A. O. M. (2020). Kendala Pengembangan Pariwisata di Destinasi Pariwisata Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (Studi kasus komponen produk pariwisata). Jurnal Destinasi Pariwisata, 8(2), 18–25. https://ojs.unud.ac.id/index.php/destinasipar/ article/view/61887/35604
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta.
DOI: https://doi.org/10.31294/khi.v13i1.12667