Pengembangan Sarana Prasarana Destinasi Pariwisata Berbasis Budaya di Jawa Barat
Sari
ABSTRAK
Persaingan di sektor pariwisata semakin kompetitif hal tersebut merupakan satu dorongan bagi pemerintah untuk meningkatkan dan mengembangkan industri pariwisata agar mampu bersaing dengan negara ASEAN lainnya, dalam sub sektor pariwisata budaya, Indonesia masih kalah dari negara ASEAN lainnya. Hal itu sangat disayangkan karena Indonesia sendiri memiliki berbagai macam keanekaragaman budaya. Dari data World Economic Forum 2009, dari 10 poin penilaian diketahui bahwa di Point “Culture Resource” Indonesia mendapatkan skor 3.21 dari top skor 6.77, dengan kondisi tersebut, maka perlu melakukan koreksi terhadap kegiatan budaya di Indonesia guna kembali meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif dengan menggunakan pendekatan Inquiry Filosofi. Hasil penelitian ditemukan bahwa Salah satu cara untuk meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara adalah dengan membangun dan memperbaiki sarana prasarana Pariwisata yang sudah ada melalui Inovasi dengan mengkombinasi unsur budaya dengan sarana prasarana pariwisata yang sudah ada atau belum terbangun. Dengan kombinasi sarana prasarana dengan unsur budaya lokal akan tercipta keunikan yang khas pada sarana prasarana Pariwisata di Jawa Barat dengan demikian tingkat kunjungan wisatawan mancanegara akan meningkat serta unsur budaya tidak akan hilang atau tergerus oleh budaya asing yang dibawa oleh wisatawan asing yang datang di Jawa Barat dan pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kunjungan wisata di indonesia pada umumnya.
Kata Kunci : Budaya, Sarana Prasarana, Jawa Barat
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Ellitan, Lena & Anatan. (2009). MANAJEMEN INOVASI : Transformasi Menuju Organisasi Kelas Dunia. Bandung : Alfabeta.
Fajriah, S. D. (2014). Pengembangan Sarana dan Prasarana untuk Mendukung Pariwisata Pantai yang Berkelanjutan ( Studi Kasus : Kawasan Pesisir Pantai Wonokerto Kabupaten Pekalongan ), 10(2), 218–233.
Ghani, Y. . (2015). Pariwisata, Vol. II No. 2 September 2015, II(2), 98–110.
Harris, M. 1968. The Rise of Cultural Theory. New York: Crowell.
Harris, M. (2001). The rise of anthropological theory: A history of theories of culture. AltaMira Press.
Keesing, R. M. (1997). “Teori-Teori Tentang Antropologi” Terjemahan dari “Theories of Culture” dalam Anual Review of Anthropology (1974) oleh Amri Marzali. Antropologi Indonesia, 52(52).
Koentjaraningrat. (1985). Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Gramedia: Jakarta.
Marvin Harris , "Monistic Determinism: Anti-Service," Journal of Anthropological Research 42, no. 3 (Autumn, 1986): 365-372.
Seni, I., & Pariwisata, D. A. N. (2009). Pengembangan Potensi Seni Tradisi Di Jawa Barat Melalui Pembinaan Sentra-Sentra Budaya, 1–18.
Soebiyantoro, U., Doktoral, P., Manajemen, I., & Brawijaya, U. (2008). Pengaruh ketersediaan sarana prasarana, sarana transportasi terhadap kepuasan wisatawan.
Suripto, T. (2010). Mengelola daya saing.pdf. Media Wisata.
Waani, H. F. (2016). Sosial Budaya dalam Pengembangan Pariwisata di Kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken Kota Manado. Acta Diurna, V(2).
Warpani, S. P., & Warpani, I. P. (2007). Pariwisata dalam tata ruang wilayah. Penerbit ITB.
Yoeti, A. Yoeka. (2012). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
Prabowo, H Wawan. Pariwisata Indonesia Berbasis Budaya. http://travel.kompas.com/read/2013/09/04/1809136/Pariwisata.Indonesia.Berbasis.Budaya) diakses 16 Mei 2017
Herdiana, Iman. Ada 1.480 Objek wisata di Jawa Barat. https://bandung.merdeka.com/halo-bandung/ada-1480-objek-wisata-di-jawa-barat--160507w.html diakses 16 Mei 2017
DOI: https://doi.org/10.31294/par.v4i1.1798