Gambaran Harga Diri Ibu Yang Memiliki Anak Retardasi Mental Usia 7-12 tahun
Sari
Memiliki anak dengan gangguan intelegensi merupakan salah satu hal yang berada diluar konsep anak idaman dari setiap pasangan suami istri.Salah satu gangguan intelegensi yang banyak terjadi disekitar kita adalah gangguan retardasi mental.Orang tua yang memiliki anak retardasi mental berada dalam situasi yang sulit karena sikap masyarakat.Harga diri yang kurang pada orang tua dengan anak retardasi mental disebabkan oleh munculnya perasaan malu bertemu dengan orang dan tidak dapat menjadikan anak tersebut sebagai suatu kebanggaan.Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi gambaran harga diri orang tua (ibu) yang memiliki anak retardasi mental di SLB bagian A, B, C, dan D Muhamadiyah Ciparay dengan menggunakan metode deskriptif.Teknik Sampling yang digunakan adalah Total Populasidengan sampel berjumlah 54 responden dan dianalisa menggunakanProsentase.Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sebagian besar responden memiliki harga diri tinggi sebanyak 28 responden (51,85%) dan hampir setengahnya sebanyak 26 responden (48,15%) memiliki harga diri rendah.Hal ini menunjukan adanya harga diri (Ibu) yang positif pada anak retardasi mental di SLB bagian A, B, C, dan D Muhamadiyah Ciparay, maka dari itu institusi harus menyiapkan penyuluhan-penyuluhan ke anak, agar potensi yang dimiliki bisa dikembangkan.
Kata kunci : Harga diri, orang tua (ibu), Retardasi mental
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Behrman. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 3 Edisi 15. Jakarta: EGC
Benny,et al. (2014). Penerimaan ibu yang memiliki anak retardasi mental di SLB YPAC Padang. jurnal.fk.unand.ac.id/images/articles/vol3/no2/n159-162.pdf. di ambil 7 Agustus 2014
Coopersmith. (1967). The antecedents of self-esteem. San Francisco : W.H. Freeman & Co.
Crocker AC. (1983). Inborn errors of metabolism. In: Umbreit J, ed. Physical Disabilities and Health Impairments: An Introduction. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Co.,
Dalami, E.,Suliswati. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Maalah Psikososial. Jakarta : Trans Info Media
Lumbantobing, S.M. (2006).
Anak dengan Mental
Terbelakang .Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran UI
Notoatmodjo,S. (2010). MetodologiPenelitianKesehatan. Jakarta : PT RinekaCipta
Nur, L. A. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur. Volume 1, No 1. Halaman 22-26. Universitas Muria Kudus.
Sarwono, S, W. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Grafindo Persada.
Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Sugiyono. ( 2014). Metode Penelitian Kombinasi.Bandung : Alfabeta
Soetjiningsih. (2012). Tumbuh KembangAnak. Jakarta.EGC
Swaiman K.F (1989). Pediatric Neurology : Principle and Practice. St. Louis. C.V. Mosby.
Widiyanto,et al. (2013). Gambaran Konsep Diri Orang Tua Dengan Anak Retardasi Mental di SLB Negeri Wiradesa.Pekalongan.
Wiyani, N. A. (2014). Buku Ajar
Penanganan Anak Usia Dini
Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Wasilah,et al. (2013). Gambaran kejadian kecemasan pada ibu penderita retardasi mental sindromik si SLB-C Banjarmasin.di ambil 7 agustus 2014
DOI: https://doi.org/10.31311/.v6i1.3692
Diterbitkan oleh:
Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas BSI Bandung