Kegagalan Komunikasi Antarbudaya Suku Dayak dan Madura pada Konflik Sampit Tahun 2001

Arif Ansori

Sari


Kegagalan komunikasi antarbudaya merupakan fenomena yang kerap terjadi dalam ranah multikultural. Hal ini berpotensi menimbulkan kesalahpahaman yang bermuara pada konflik antarbudaya. Contoh konflik antarbudaya di Indonesia adalah konflik antara suku Dayak dan suku Madura di Sampit tahun 2001. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab dan dampak kegagalan komunikasi antarbudaya suku Dayak dan suku Madura di Sampit tahun 2001. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka, data diperoleh melalui sumber sekunder berupa buku maupun artikel jurnal yang terkait dengan penelitian. Hasil penelitian mengungkap penyebab kegagalan komunikasi antarbudaya antara kedua suku meliputi kurangnya pengetahuan akan suatu etnis, akumulasi konflik berkepanjangan, kurangnya penerapan komunikasi empatik, serta kegagalan pemerintah dalam mengkaji kebijakan transmigrasi. Dampak yang ditimbulkan dari kegagalan komunikasi antarbudaya meliputi dampak kemanusian berupa korban jiwa serta ratusan ribu penduduk harus mengungsi. Dampak sosial berupa memburuknya hubungan suku Dayak dan suku Madura. Dampak ekonomi berupa kerusakan infrastruktur dan sumber daya alam.


Kata Kunci


kegagalan komunikasi; komunikasi antarbudaya; konflik sampit

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Ammaria, H. (2017). Jurnal Peurawi Jurnal Peurawi. Jurnal Peurawi, 1(1), 1–19.

Annisa, H., & Najicha, F. U. (2021). WAWASAN NUSANTARA DALAM MEMECAHKAN KONFLIK KEBUDAYAAN NASIONAL. Jurnal Global Citizen, 10(2), 40–48.

Aprilia, S., & Yuliani, F. (2021). STUDI NEGOSIASI WAJAH DALAM INTERAKSI ETNIK BATAK DAN ETNIK JAWA DI DESA SURO BALI KEC.UJAN MAS KAB.KEPAHIANG. J-Sikom, 2(1), 65–72.

Bashori, K., Madjid, A., & Tago, M. Z. (2012). Dinamika Konflik dan Integrasi Antara Etnis Dayak dan Etnis Madura (Studi Kasus di Yogyakarta Malang dan Sampit). Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 8(1), 60–79. https://doi.org/10.18196/AIIJIS.2012.

Basit, A., Maftuh, B., Malihah, E., & Mufidah, N. (2023). Resolusi Konflik Etnis Antara Madura dan Dayak di Sampit melalui Model Sinergi Integratif. INTEGRALISTIK, 34(2), 62–68.

Febiyana, A., & Turistiati, A. T. (2019). KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MASYARAKAT MULTIKULTUR (Studi Kasus pada Karyawan Warga Negara Jepang dan Indonesia di PT. Tokyu Land Indonesia). Jurnal Lugas, 3(1), 33–44.

Fernando, J., & Marta, R. F. (2015). Resolusi Konflik melalui Model Pengampunan Vita Activa Arendt dalam Komunikasi Generasi Muda Kalimantan Barat. Jurnal ASPIKOM, 4(1), 113–128.

Hamdani, R. (2022). ANTARA ETNOSENTRISME DAN DEMOKRASI: KONFLIK ETNIS DAYAK-MADURA. Jurnal Mengkaji Indonesia, 1(2), 100–108.

Intani, N. P., Nadzifah, S., Hakim, A. L., & Hasan, M. (2022). PERANG SAMPIT ( KONFLIK SUKU DAYAK DENGAN SUKU MADURA ) PADA TAHUN 2001. SOSIAL: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, 14–18.

Iskandar, D. (2004). IDENTITAS BUDAYA DALAM KOMUNIKASI ANTAR-BUDAYA: Kasus Etnik Madura dan Etnik Dayak. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 6(2), 119–140.

Marry, R. . (2014). Konflik Etnis antara Etnis Dayak dan Madura di Sampit dan Penyelesainnya (2001-2006). Jurnal Ilmu Sejarah.

Masturi, A. (2010). MEMBANGUN RELASI SOSIAL MELALUI KOMUNIKASI EMPATIK (PERSPEKTIF PSIKOLOGI KOMUNIKASI). KOMUNIKA: Jurnal Komunikasi Dan Dakwah, 4(1), 14–31.

Munir, M., Azis, A., & Rosi, B. (2022). PENDAMPINGAN LITERASI PEACEBUILDING DENGAN PENDEKATAN DAKWAH PERSUASIF PASCA KONFLIK SUKU DAYAK MADURA PADA KOMUNITAS MASYARAKAT PENGUNGSI SUKU MADURA. Ulumuna: Jurnal Studi Keislaman, 8(2), 407–424.

Najwan, J. (2009). Konflik Antar Budaya dan Antar Etnis di Indonesia Serta Alternatif Penyelesaiannya. Jurnal Hukum, 195–208.

Nieke. (2011). Manajemen dan Resolusi Konflik dalam Masyaraka. Jurnal Pendidikan Lingkungan Dan Pembangunan Berkelanjutan, 12(2), 51–60.

Ningsih, M. R., Alfirdaus, L. K., & Sardani, N. H. (2021). POLITIK ETNIK PASCA KONFLIK MADURA- DAYAK DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT KALIMANTAN TENGAH. Journal of Politic and Goverment Studies, 11(1).

Nugroho, A. B., Lestari, P., & Wiendijarti, I. (2012). Pola Komunikasi Antarbudaya Batak dan Jawa di Yogyakarta. Jurnal Komunikasi, 1(5), 403–418.

Patji, A. R. (2003). DAN IMBASNYA KE PALANGKA RAYA (Dari Konflik ke Rekonstruksi). Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 5(2), 14–34.

Pricillia, B., & Sutanto, A. (2022). PERANCANGAN BALAI MULTI-ETNIK SEBAGAI WADAH UNTUK MEMPERSATUKAN KEMBALI ETNIS DAYAK DAN MADURA DI KAMPUNG PELADIS. Jurnal STUPA, 4(1), 445–458. https://doi.org/10.24912/stupa.v4i1.16851

Sanjaya, A. (2013). HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA ANTARA STAF MARKETING DENGAN PENGHUNI BERKEWARGANEGARAAN AUSTRALIA DAN KOREA SELATAN DI APARTEMEN X SURABAYA. Jurnal E-Komunikasi, 1(3), 252–263.

Sari, M. Y., & Salam, N. E. (2017). KOMUNIKASI ANTARBUDAYA STUDI NEGOSIASI WAJAH DALAM INTERAKSI ETNIK BATAK DAN ETNIK MINANG DI DURI KELURAHAN GAJAH SAKTI KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS. JOM FISIP, 4(2), 1–12.

Sarmita, I. M. (2014). POTENSI KONFLIK DI DAERAH TUJUAN TRANSMIGRASI (KASUS SAMPIT DAN MESUJI). Media Komunikasi Geografi, 15(1), 45–59.

Sholeh, M. (2022). KONFLIK MUSLIM MADURA VS DAYAK DI SAMPIT SERTA DISKURSUS KAHARINGAN SEBAGAI KLAIM AGAMA. NUSANTARA: Indonesian Journal of Islamic Studies, 2(1), 63–74.

Sihabudin, A. (2011). Komunikasi Antarbudaya: Suatu Perspektif Multidimensi. Bumi Aksara.

Sukaryanto. (2012). PENERIMAAN SOSIAL WARGA DAYAK TERHADAP WARGA MADURA DI KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR PASCA KONFLIK SAMPIT. Unair Journal, 3(1), 1–15.

Suryani, D. (2012). KONFLIK DAN RESOLUSI KONFLIK PERBANDINGAN DI SAMBAS DAN SAMPIT. Jurnal Penelitian Politik, 9(1), 143–158.

West, R., & Turner, L. H. (2017). Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Salemba Humanika.




DOI: https://doi.org/10.31294/kom.v10i2.21113

DOI (PDF): https://doi.org/10.31294/kom.v10i2.21113.g6333

##submission.license.cc.by-sa4.footer##

Index by:


E-ISSN2549-3299

Dipublikasikan oleh LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Jl. Kramat Raya No.98, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10450
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License