Dialektika pada Permainan Virtual (Dakon Online)

Ratih Pertiwi

Abstract


Permainan dakon dimainkan oleh dua orang pemain yang saling duduk berhadapan. Umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Adapun etika duduk berhadapan sebagaimana dalam budaya putri Keraton Jawa. Hal inilah yang menjadi bagian secara praktik dari teori kinesik yakni adanya tanda dan simbol. Perilaku non verbal pun diperlihatkan pada kedua orang pemain dakon yang lebih menggunakan gerakan tubuh bagian pergelangan tangan dan jari sebagai aksi dan komunikasi non verbal dilakukan sebagai sikap dalam mengatur strategi dalam permainan. dialektika menurut pada proses pihak-pihak yang saling berlawanan “pihak berlawanan” yang dimaksudkan oleh Hegel adalah bergantung pada subjek yang dibahas. “pihak berlawanan” berarti memiliki definisi yang berbeda. dialektika Hegel diawali dengan adanya sebuah Tesis sebagai fase pertama. Yang kemudian pada prosesnya akan melahirkan Antitesis sebagai lawannya di fase kedua. Dan fase ketiga yaitu sintesis yang akan memperdamaikan tesis dan antitesis, dan proses dialektik ini akan terus dan terus berulang. Dalam hal ini, menggunakan pendekatan kualitatif secara deskriptif (berupa analisis fenomenologi). Diperoleh kesimpulan, Adanya budaya sebagai sistem masyarakat di mana manusia mengahasilkan makna, subjektivitas, dan identitas. Komunikasi sebaliknya dinilai sebagai proses dari produksi dan reproduksi dari hubungan sosial. Dimana pun ada budaya sebagai hubungan sosial, maka disana ada komunikasi.

Full Text:

PDF

References


Adila, Isma., Prasetya, Arif Budi. (2020). Ekonomi Politik Komunikasi: Sebuah Realitas Industri Media di Indonesia. UB Press. Malang.

Alyusi, Shiefti, Dyah. (2016). Media Sosial: Interaksi, Identitas dan Modal Sosial (Edisi Pertama). KENCANA. Jakarta.

Ardianto, Eka & Soehadi, Agus W. (2013). Consumunity Marketing (Strategi Pemasaran Berbasis Komunitas). Prasetya Mulya Publishing. Jakarta.

Fuchs, Christian., (2020), Communication and Capitalism: A Critical Theory.

Ginting, Rahmanita, dkk. (2021). Etika Komunikasi dalam Media Sosial: Saring Sebelum Sharing. INSANIA. Cirebon.

Ibrahim, Idi Subandy., dan Akhmad, Bachruddin Ali. (2014). Komunikasi dan Komodifikasi: Mengkaji Media dan Budaya dalam Dinamika Globalisasi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta

Jalaluddin Rahmat, Etika Komunikasi Perspektif Religi, Makalah seminar, Jakarta, Perpustakaan Nasional, 18 Mei 1996.

Kartini, Yuni. (2020). Media Sosial dan Produktivitas Kerja Generasi Milenial. Guepedia. Bogor.

Kate Oakley and Justin O‟Connor (2015), The Routledge Companion to The Cultural Industries.

Nasrullah, Rulli. (2014). Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Prenadamedia Group. Jakarta.

Nasrullah, Rulli. (2020). Etnografi Virtual (Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi diInternet. Simbiosa Rekatama Media. Bandung.

Patria, Teguh, Amor. (2014). Telusur Bandung. PT Gramedia. Jakarta.

Poespowardojo, Soerjanto dan Alexander Seran (2016). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta : PT Kompas Media Spinoza. The Ethics PART IV: Of Human Bondage, or the Strength of the Emotions (pdf)

Sudibyo, Agus. (2022). Dialektika Digital: Kolaborasi dan Kompetisi Antara Media Massa dan Platform Digital. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Tosepu, Yusrin Ahmad., (2018). Media Baru dalam Komunikasi Politik (Komunikasi Politik I Dunia Virtual). CV. Jakad Publishing. Surabaya




DOI: https://doi.org/10.31294/jc.v23i2.18396

ISSN: 2579-3314

Dipublikasikan oleh LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Jl. Kramat Raya No.98, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10450
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License