Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan TBC Pada Anak Dikabupaten Garut

Desy Indra Yani, Nuris Azril Fauzia, Witdiawati Witdiawati

Sari


ABSTRAK

Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan di seluruh negara. Indonesia merupakan lima negara terbesar dengan kasus Tuberkulosis. Garut merupakan penyumbang penyakit TBC dengan 3.078 kasus, khususnya sebanyak 218 kasus TBC anak. Resiko penularan TBC tidak hanya pada dewasa, namun juga pada anak. Penularan ini diakibatkan oleh faktor-faktor baik eksternal ataupun internal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan TBC pada anak di Kabupaten Garut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Case Control. Jumlah sampel 92 anak yang terdiri dari 46 kasus dan 46 kontrol. Analisa data yang digunakan adalah deskriptif dan odds ratio. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel status gizi (p:0,000 OR= 0,11), riwayat kontak TBC (p: 0,000 OR= 0,15), usia imunisasi BCG (p: 0,002 OR= 0,11), ASI eksklusif (p: 0,000 OR= 0,13), keberadaan perokok (p: 0,000 OR= 0,05), sanitasi lingkungan: jenis tempat tinggal (p: 0,030 OR= 0,16), kepadatan hunian (p: 0,000 OR=0,10) dan ventilasi rumah (p: 0,000 OR= 0,13) dengan TBC pada anak. Kesimpulan. Faktor resiko TBC pada anak diantaranya adalah status gizi, riwayat kontak TBC, usia imunisasi BCG, ASI eksklusif, keberadaan perokok dan sanitasi lingkungan. TBC pada anak dapat dicegah dengan penanganan lebih lanjut kesehatan pada anak, perilaku keluarga dan lingkungan.

Kata Kunci: Anak; Faktor Resiko; Tuberkulosis.

 

ABSTRACT

Tuberculosis a disease that is a health problem throughout all the country in the world. Indonesia include in five largest countries with Tuberculosis cases. Garut is a contributor to TB disease with 3,078 cases, especially as many as 218 cases of tuberculosis in children. The risk of TB transmission not only in adults, but also in children. This transmission is caused by both external and internal factors. The purpose of this study was to determine the risk factors of TBC in children in Garut district. This research is done by using Case Control approach. The sample size was 92 children consisting of 46 cases and 46 controls. Data analysis used is descriptive and odds ratio. The results showed that there was a significant correlation between nutritional status (p:0,000 OR = 0,11), contact history of tuberculosis (p:0,000 OR= 0,15), BCG immunization age (p:0,002 OR= 0,11), exclusive breastfeeding (p:0,000 OR= 0,13), the presence of smokers (p:0,000 OR= 0.05), environmental sanitation: type of residence (p:0,030 OR= 0.16), occupancy density (p:0,000 OR= 0.10) and home ventilation (p:0,000 OR= 0.13) with tuberculosis in children. Conclusion. Risk factors for tuberculosis in children are nutritional status, history of TB contacts, BCG immunization age, exclusive breastfeeding, presence of smokers and environment sanitation. TB in children can be prevented by further treatment of child health, family behavior and the environment.

Keywords: Children; Risk Factors; Tuberculosis.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Amran, Ali (2006). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru pada anak di Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2006. Tesin FKM UI.

Azhar, (2001). Kondisi Fisik Rumah dan Perilaku dengan Prevalensi TB Paru. Jakarta : Media Penelitian.

CDC. (2016). Identifying Healthcare-associated infections.

Crofton, J., Horne, N.; Miller, F. (2002). Tuberculosis Klinis. (Clinical Tuberkulosis). Jakarta: Widya Medika.

Depkes RI. (2002). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Ditjen P2M dan PLP.

Febrian, M. A. (2015). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian TB Paru Anak Di wilayah Puskesmas Garuda Kota Bandung. KEPERAWATAN, 3(2).

Fitriani, E. (2014). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru (Studi Kasus di Puskesmas Ketanggungan Kabupaten Brebes Tahun 2012). Unnes Journal of Public Health, 2 (1).

Harjaningrum, Agnes Tri. (2004). Waspadai Penyakit TB Paru Seorang Penderita TB Dewasa Bisa Menulari Sepuluh Anak.

Inggariwati. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesembuhan penderita TB paru BTA Positif di Puskesmas Kecamatan Tebet Jakarta Selatan. Skripsi FKM UI. Depok

Irawan, Cucu. (2007). Hubungan Karaktersitik Balita, Orang tua dan Lingkungan fisik rumah terhadap kejadian Tuberkulosis Paru di Kota Bandung Tahun 2007. Tesis FKM UI.

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010. Jakarta : Kemenkes RI; 2010.

Kemenkes, R.I. 2013. Petunjuk Teknis Manajemen TBC Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Lienhardt, Christian, et.al. (2003). Risk Factors for Tuberculosis Infection in Children in Contact With Infectious Tuberculosis Cases in The Gambia, Afrika. Jurnal Berkala (4)2.

Manalu, H. S. P. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian TBC paru dan upaya penanggulangannya. Jurnal Ekologi Kesehatan.

Naning, R., & Satrio, D. B. (2015). Faktor Risiko Kejadian TBC Paru Pada Anak Usia 1–5 Tahun Di Kabupaten Kebumen. Jurnal Penelitian Universitas Jambi: Seri Sains, 17(2).

Naga. (2014). Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Jogjakarta: DIVA Press.

Nurwitasari, A., & Wahyuni, C. U. (2015). The Effect of Nutritional Status and Contact History toward Childhood Tuberculosis in Jember. Jurnal Berkala Epidemiologi, 3(2), 158-169.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyakarat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rakhmawati, Windy, Sari Fatimah dan Ikeu Nurhidayah. (2008). Hubungan status gizi, imunisasi dan riwayat kontak dengan kejadian TBC pada anak di Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(1).

Setiawan, Yudhi (2009). Hubungan status imunisasi BCG dengan kejadian Tuberkulosis Paru balita di Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2008-2009. Tesis FKM UI.

Stevens, H., Ximenes, R. A., Dantas, O. M., & Rodrigues, L. C. (2014). Risk factors for tuberculosis in older children and adolescents: a matched case–control study in Recife, Brazil. Emerging themes in epidemiology, 11(1), 20.

Supriasa, I Dewa Nyoman dkk. (2002). Penilaian Status Gizi: Jakarta. EGC

Sunani, A. (2014). Analisa Determinan Yang Berhubungan Dengan Penyakit Tuberkulosis (TBC) Di Rsud Prof. Dr. Margono Soekarjo. Jurnal Bidan Prada, 5(1).

Susanto, C. K., Wahani, A., & Rompis, J. (2016). Hubungan pemberian imunisasi BCG dengan kejadian TBC paru pada anak di Puskesmas Tuminting periode Januari 2012–Juni 2012. e-CliniC, 4(1).

World Health Organization (2006). Guidance for national tuberculosis programmes on the management of tuberculosis in children. Geneva: WHO.

World Health Organization (2009). TBC a clinical manual for south east asia-italy. Geneva

WHO. World Health Statistics 2016: World Health Organization; 2016.

Yustikarini, K., & Sidhartani, M. (2016). Faktor Risiko Sakit Tuberkulosis pada Anak yang Terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis. Sari Pediatri, 17(2), 136-40.




DOI: https://doi.org/10.31311/jk.v6i2.4172

##submission.license.cc.by4.footer##

Diterbitkan oleh:

Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas BSI Bandung

 Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.