Perkembangan Varian Surabi Makanan Lokal Khas Bandung Yang Menjadi Daya Tarik Budaya
Sari
Makanan tradisional ialah sebuah makanan dan minuman yang memiliki ciri khas juga rasa yang telah diterima suatu masyarakat serta biasa dikonsumsi oleh masyarakat dalam suatu wilayah tertentu. Metode Deskriptif Kualitatif Naratif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini, mengatakan Surabi adalah contoh dari makanan tradisional di Indonesia dan Surabi Imut adalah bentuk perwujudan dari jenis daya tarik budaya. Surabi adalah salah satu jajanan pasar Indonesia yang digemari sejak didirikan pada tahun 1923. Bentuk Surabi serupa dengan pancake, akan tetapi ukurannya lebih mungil serta tebal. Tepung terigu atau tepung beras merupakan bahan utama yang digunakan dan di panggang memakai cetakan yang terbuat dari tanah liat dan tungku yang bersifat tradisional, disajikan dengan taburan manis, asin, pedas, dan kinca. Surabi Imut merupakan pelopor pertama Surabi dengan varian yang baru dan beragam rasa, hal ini menjadi bentuk “Daya Tarik Budaya”. “Daya Tarik budaya” merupakan sesuatu yang diincar atau dikunjungi oleh wisatawan akan keanekaragaman kekayaan alam, kekayaan budaya, keindahan, keunikan juga karya dari masyarakat setempat. Budaya adalah suatu seni, kepercayaan, pengetahuan, moralitas, ilmu pengetahuan, tradisi, keterampilan dan kegiatan lain yang diulangi dan didapat oleh masyarakat sebagai anggota diperoleh. Gastronomi ialah perpaduan beragam cara yang melibatkan hal-hal apapun mengenai makanan dan minuman.Penelitian ini sangat interdisipliner dan menanyakan, "How (bagaimana), Where (di mana), When (kapan), Why (mengapa). (Didin, Noor, & Rohendi, 2018)
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
A.Yoeti, O. (2002). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Cetakan Pertama . Jakarta: Pradnya Paramita.
Adiasih, P., & Brahmana, R. K. (2015). PERSEPSI TERHADAP MAKANAN TRADISIONAL JAWA TIMUR: STUDI AWAL TERHADAP MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI SURABAYA. Kinerja Journal of Business and Economics, 112-125.
Ariana, P. &. (2015). Pedoman Identifikasi Potensi Daya Tarik Wisata. Denpasar: Pustaka Larasan.
Cailein, G. (2001). European Gastronomy Into The 21 Century. Oxford University.
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches (4th ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.
Crouch, & Ritchie. (2003). The Competitive Destination: A Sustainable Tourism Perspective. Canada: Cabi.
Davison, G. d. (1991). A Heritage Handbook. Sidney: St. Leonard: Allen.
Dewi, k. (2011). Kearifan Lokal makanantradisional Rekonstruksi Naskah Jawad an fungsinya dalam masyarakat.
Didin, S., Noor, M. C., & Rohendi, A. (2018). Memaknai Kuliner Lokal Sebagai Daya Tarik Wisata Kota Bandung. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 55-64.
Hadisantoso. (1993). Makanan Tradisional yang memiliki Kandungan Gizi dan Keamanan yang baik. Makalah disajikan dalam Seminar pengembangan pangan tradisional dalam Rangka Penganekaragaman Pangan. Jakarta.
Hasnah, V. A., & Nugroho, S. P. (2021). GASTRONOMI MAKANAN YOGYAKARTA. Undergraduate Conference on Language, Literature, and Culture (UNCLLE), 144.
Hawkins. (2012). Ilmu budaya dasar : Pengantar ke Arah Ilmu Sosial Budaya Dasar/ISBD/Social Culture. In D. M. Sulaeman, Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Refika Aditama.
Hayagreeva , R., Philippe , M., & Rodolphe , D. (2003). Institutional Change in Toque Ville: Nouvelle Cuisine as an Identity Movement in French Gastronomy. American Journal of Sociology.
Hermawan, H. (2017). Pengaruh Daya Tarik Wisata, Keselamatan, dan Sarana Wisata terhadap Kepuasan Serta Dampaknya terhadap Loyalitas Wisatawan : Studi Community Based Tourism di Gunung Api Purba Nglanggeran. Media Wisata, 564.
Janianton , D., & Helmut , W. F. (2006). Perencanaan ekowisata : dari teori ke aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Karmadi, A. R. (2017). Utilization Of Self Talk Strategy (STS) to Improve The Students’ Speaking Skill at The First Grade Of SMAN 1. MAKASSAR MUHAMMADIYAH UNIVERSITY.
Ketaren. (1986). Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Koentjaraningrat. (2010). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Liliweri, A. (2003). Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhilal. (1995, Juni 9-11). Makanan Tradisional Sebagai Sumber Zat Gizi dan Non Gizi. dalam Meningkatkan Kesehatan Individu dan Masyarakat, p. 115.
Muliani, L. (2019). Potensi Bubur Ase Sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner Jakarta. Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata, 50-56.
Nugroho, S. P. (2020). Gastronomi Makanan Khas Keraton Yogyakarta Sebagai Upaya Pengembangan Wisata Kuliner. Jurnal Pariwisata , 52-62.
Nurwitasari, A. (2015). PENGARUH WISATA GASTRONOMI MAKANAN TRADISIONAL SUNDA TERHADAP KEPUTUSAN WISATAWAN BERKUNJUNG KE KOTA BANDUNG. Jurnal Kajian Bahasa dan Pariwisata.
Rasyad, H. R. (2003). Peluang Bisnis Makanan Berbasis Tepung. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Santich, B. (2004). The study of gastronomy and its relevance to hospitality education and training. International Journal of Hospitality Management 23(1), 15-24.
Sastroamidjojo, S. (1995). Makanan Tradisional, Status Gizi, dan Produktivitas. dalam Prosiding Widyakarya Nasional Khasiat Makanan Tradisional, pp. 62-66.
Soekarto, S. T. (1990). Risalah seminar pengemasan dan transportasi dalam menunjang pengembangan industri, distribusi dalam negeri dan ekspor pangan. Jakarta: Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI).
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantatif, Kualitatif, dan R& D). In Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantatif, Kualitatif, dan R& D) (p. 165). Bandung: IKAPI.
Tylor, E. (1871). Primitive Cultures. Oxford.
Wahyuni, I. P. (2017). ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PRODUK SERABI DI KOTA SURAKARTA (STUDI KASUS PADA KONSUMEN SRABI NOTOSUMAN) . Agrista: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agribisnis UNS, 175.
Wardani, D. N., Toenlioe, A. J., & Wedi, A. (2018). DAYA TARIK PEMBELAJARAN DI ERA 21 DENGAN BLENDED LEARNING. Jurnal Elektronik Universitas Negeri Malang, 15.
Yulianto. (2019). MEDIA PROMOSI PADA DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN. Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation, 179-183.
DOI: https://doi.org/10.31294/khi.v14i1.14776