Angkringan Kopi Joss Sebagai Daya Tarik Wisata Gastronomi Kota Yogyakarta Dan Kondisinya Akibat Pandemi Covid-19

Haritsah Kusumaningrum, Dyah Wahyuning Tyas, Pipin Kusumawati

Sari


Salah satu budaya kuliner yang lekat dengan mahasiswa dan Yogyakarta adalah warung angkringan. Angkringan berasal dari bahasa jawa "angkring" yang berarti duduk santai dengan kaki di angkat di kursi (nangkring). Salah satu minuman yang khas di angkringan Kota Yogyakarta ini adalah Kopi Joss. Penyajian kopi hitam dengan memasukkan bara arang ke dalamnya dan menimbulkan bunyi “jooosss”, sehingga kopi ini terkenal dengan nama kopi joss. Munculnya wabah Covid-19 telah memberikan dampak buruk bagi usaha angkringan di Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi daya tarik wisata gastronomi angkringan kopi joss di Kota Yogyakarta dan untuk mengetahui mitos terkait manfaat kopi joss. Survey lapangan dilakukan selama masa new normal. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan pengolahan data primer dan sekunder. Data diperoleh melalui survey, wawancara, dan observasi. Alat analisis statistik yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah analisis regresi yang didukung dengan uji validitas dan reliabilitas. Hasil temuan dari penelitian ini terdapat lima faktor yang mempengaruhi minat wisata gastronomi angkringan kopi joss yaitu daya tarik, minuman, saran, julukan, dan Covid-19. Temuan kedua membuktikan bahwa mitos khasiat penambahan arang tidak hanya bermanfaat bagi tubuh tetapi wisatawan juga menyadari akan bahaya serta adanya kandungan senyawa karsinogenik pada arang yang dimasukkan dalam kopi joss. Hal itu tidak mengurangi minat wisatawan untuk menikmati kopi joss.


Kata Kunci


Angkringan kopi joss, Daya tarik wisata, Gastronomi

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Badolato, E. S. G., Martins, M. S., Aued-Pimentel, S., Alaburda, J., Kumagai, E. E., Baptista, G. G., & Rosenthalb, A. (2006). Sistematic study of benzo[a]pyrene in coffee samples. J. Braz. Chem. Soc., 17(5), 989–993.

Derinalp Çanakçı, S. (2020). The Typology of Gastro Tourists: A Study on Foreign Tourists Visiting Turkey. Journal of Tourism and Gastronomy Studies, 8(2), 718–728. https://doi.org/10.21325/jotags.2020.574

Fauzan, A. (2016). Kajian fisikokimia penambahan arang kayu pada minuman tradisional “Kopi Joss.” Universitas Gadjah Mada.

Gumulya, D., & Helmi, I. S. (2017). Kajian Budaya Minum Kopi di Indonesia. Dimensi, 13(2), 153–172. https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/dimensi/article/viewFile/1785/1545

Guzel, B., & Apaydin, M. (2016). Gastronomy Tourism: Motivations and Destinations. In C. Avcikurt, M. S. Dinu, N. Hacioglu, R. Efe, A. Soykan, & N. Tetik (Eds.), Global Issues and Trends in Tourism (Issue November, pp. 294–404). St. Kliment Ohridski University Press.

Indonesia, P. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Jiménez-Beltrán, F. J., López-Guzmán, T., & Santa Cruz, F. G. (2016). Analysis of the relationship between tourism and food culture. Sustainability (Switzerland), 8(5). https://doi.org/10.3390/su8050418

Kurniawan, D., & Suryani, D. (2019). Analisis Hygiene Sanitasi Makanan Dan Minuman Pada Angkringan Kopi Joss Di Sepanjang Jalan Wongsodirjan Gedongtengen Yogyakarta. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan UAD, Yogyakarta, 15(1), 70–81. https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK

Long, L. M. (2016). Encyclopedia of Food and Agricultural Ethics. Encyclopedia of Food and Agricultural Ethics, 1–8. https://doi.org/10.1007/978-94-007-6167-4

Mangalandum, S. (2011). Angkringan Jogja Ruang Kota dan Gaya Hidup yang Terus Berubah. Psikologi Dan Arsitektur, 161–167.

Pinurbo, J. (2019). Surat Kopi. Grasindo.

Soekadijo, R. G. (2000). Anatomi pariwisata: memahami pariwisata sebagai “systemic lingkage.” Gramedia Pustaka Utama.

Sormaz, U., Akmese, H., Gunes, E., & Aras, S. (2016). Gastronomy in Tourism. Procedia Economics and Finance, 39(November 2015), 725–730. https://doi.org/10.1016/s2212-5671(16)30286-6

Sugiarto, E. (2016). Pengantar Ekowisata. Khitah Publishing.

Terzi, G., Ģelik, T. H., & Nisbet, C. (2008). Determination of benzo[a]pyrene in Turkish doner kebab samples cooked with charcoal or gas fire. Irish Journal of Agricultural and Food Research, 47(2), 187–193.

United Nations Conference on Trade and Development. (2020). Covid-19 and Tourism (Issue July).

UNWTO. (2017). Affiliate Members Global Report, Volume 16 – Second Global Report on Gastronomy Tourism. In Affiliate Members Global Report, Volume 16 – Second Global Report on Gastronomy Tourism. https://doi.org/10.18111/9789284418701

Utama, I. G. B. R., & Mahadewi, N. M. E. (2012). Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan. CV. Andi Offset.

Wijaya, S., Morrison, A., Nguyen, T.-H., & King, B. (2016). Exploration of Culinary Tourism in Indonesia: What Do the International Visitors Expect? The 12th Biennial Conference of Hospitality and Tourism Industry in Asia, 374–379. https://doi.org/10.2991/atf-16.2016.56




DOI: https://doi.org/10.31294/khi.v13i1.11317

====================================================================

Terbit setiap bulan Maret & September, ISSN : 2655-5433 (online)

Dipublikasikan oleh LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Jl. Kramat Raya No.98, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10450
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License