PENGEMBANGAN KOMPETENSI MELALUI MODEL WISATA EDUKASI (STUDI KASUS DI BALAI PELATIHAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BOGOR)
Sari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan pengembangan kompetensi pengelola yang sesuai dengan rumusan model wisata edukasi di BPLHK Bogor. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif melalui studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 86% responden sangat mendukung pemanfaatan Hutan Diklat Rumpin sebagai lokasi wisata edukasi. Pengunjung dan pengelola menyatakan bahwa Hutan Diklat Rumpin sesuai untuk dijadikan wisata edukasi karena adanya objek/atraksi wisata dan memiliki fasilitas yang cukup memadai. Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara, sebanyak 14% responden berpersepsi kurang positif terkait pemanfaatan Hutan Diklat Rumpin sebagai lokasi wisata edukasi, dengan alasan kurang memadai dalam hal sarana transportasi, fasilitas, sarana komunikasi, serta ketersediaan petunjuk/ informasi/media. Dari hasil analisis supply demand, model wisata edukasi yang dikembangkan adalah terkait konten dan kemasan wisata edukasi, promosi dan pemasaran, serta pelayanan wisata edukasi. Pengembangan materi konten wisata edukasi meliputi atraksi outbond, minizoo dan taman bermain. Materi terkait promosi dan pemasaran wisata edukasi yaitu pengelolaan medsos facebook, Instagram, twitter, dengan memperhatikan aspek kontinyuitas dalam membuat/memperkaya konten pada sosial media. Pengembangan materi pelayanan terkait fisik, keandalan, empati, jaminan dan kepastian serta pelayanan kerjasama pengelolaan. Metode pengembangan kompetensi yang dibutuhkan pengelola yaitu secara klasikal dan non klasikal, dengan pendekatan; pelatihan, sosialisasi, magang, dan studi banding.
Kata Kunci : Pengembangan Kompetensi, Model, Wisata Edukasi
ABSTRACT
This research aims to formulate the development of management competencies that align with the educational tourism model at BPLHK Bogor. The approach in this study is qualitative with a descriptive method through case studies. The results indicate that 86% of respondents strongly support the utilization of the Rumpin Training Forest as an educational tourism location. Visitors and managers state that the Rumpin Training Forest is suitable for educational tourism due to the presence of tourist objects/attractions and adequate facilities. Meanwhile, 14% have a less positive perception, as BPLHK Bogor is deemed insufficient in terms of transportation facilities, amenities, communication means, and the availability of signs/information/media. From the supply-demand analysis, the developed educational tourism model is related to the content and packaging of educational tourism, promotion and marketing, as well as educational tourism services. The development of educational tourism content materials includes outbound attractions, minizoos and playgrounds. Materials related to the promotion and marketing of educational tourism are the management of social media Facebook, Instagram, twitter, by paying attention to the aspect of continuity in creating/enriching content on social media. Development of service materials related to physicality, reliability, empathy, assurance and certainty as well as management cooperation services. The competency development methods needed by managers are classical and non-classical, with the approach; training, socialization, internships, and comparative studies.
Keyword: Competency Development, Model, Educational Tourism
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Abdul Karim. (2017). Mengembangkan Kesadaran Melestarikan lingkungan Hidup berbasis Humanisme Pendidikan Agama. Jurnal Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam Vol. 12, No. 2, Agustus 2017.
Agustini, Qori dan Marpaung, David. (2023). Problematika Penambangan Pasir Sebagai Wujud Antroposentrisme: Studi Kasus di Wilayah Rumpin Kabupaten Bogor. International Journal of Demos, Jurnal Volume 5, Issue 4, Desember 2023 E-ISSN 2721-064
Ali Hasan. (2013). Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah. (2014). Data Kawasan Rawan Longsor, Jawa Barat. Bogor. Pusat BPBD Indonesia.
Bodger, David. (1998). Leisure, Learning, and Travel, Journal of Physical Education, Recreation & Dance, 69:4, 2831, DOI: 10.1080/07303084.1998.10605532.
Cadizza Riza dan Chatias Riza Pratama. (2024). Dampak Pertambangan Ilegal Terhadap Kerusakan Lingkungan di Indonesia. Unmuha Law Journal 83 Vol.1 No.2 Tahun 2024 ISSN: 3032 - 1018 DOI
Cangara H. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta (ID). Raja Grafindo Persada.
Cooper, Chris. (1993). Tourism: Principles &Practise.England: Longman Group Limited.
Georgia Yfantidou, Dimitrios Goulimaris. (2018). The Exploitation Of Edutourism In Educational Society: A Learning Experience Necessity Through Physical Activity And Recreation. International Scientific Journal Of Kinesiology. Department of Physical Education and Sport Science, Democritus University of Thrace, Greece.
Gold, SM. 1980. Recreation and Planning Design. Mc Graw-Hill Book Company: New York.
Gravin Gregorius Chandra 2012. Service Quality & Satisfaction. CV. Andi Offset. Yogyakarta.
Gunn,A. Clare.(1998). Tourism Planning. New York University Press.
Juwita, T, dkk.(2020). Pengembangan Model Wisata Edukasi di Museum Pendidikan Nasional. Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation (Vol 1 No 3:8-17)
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor SK.220 /MENLHK/SETJEN/PLA.2/5/2021 Tentang Perubahan Fungsi Antar Fungsi Pokok Kawasan Hutan dari Kawasan Taman Wisata Alam Rumpin seluas 75,353 Hektar di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat menjadi Kawasan Hutan Produksi Tetap.
Keraf, A. Sony. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Kanisius. Yogyakarta
Kunartinah. 2010. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan, Pembelajaran Organisasi Terhadap Kinerja dengan kompetensi sebagai Mediasi. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), V ol. 17, No. 1 (http://www.unisbank.ac.id)
Maesari, N dkk. (2019). Pengemba ngan Wisata Edukasi Berkelanju tan di Museum Geologi Bandung. Jurnal Kepariwisat aan: Destinasi, Hospitalitas dan Perjalanan (Vol. 3 No.1 : 8-17 Tahun 2019
Mason, Peter. 2003. Tourism Impacts, Planning and Management. Butterworth-Heinemann.
Mill Robert Christie and Morrison. 1985. The Tourism System. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara no 10 tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil. https://peraturan.go.id /id/peraturan-lan-no-10-tahun-2018
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005 - 2025.
Philip Kotler. 2002. Manajemen Pemasaran, Jakarta: Prenhallindo.
Priyandari. 2011. Jenis-jenis Model. https://priyandari.staff.uns.ac.id/201108/model-jenis-jenis-model. Diunduh 12 Desember 2023.
Priansa, DonniJuni, dan Rismi Somad. 2014. Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.
Prahalad & Hamel (1990). The Core Competence Of The Coperation. Harvard Business Review May-June 1990.
Purnomo, D., dkk. 2016. Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kompetensi Serta Dampaknya Pada Kinerja Pramuwisata Bali. Jurnal IPTA Vol. 4 No. 2, 2016
Rio Apinio. 2019. Orang-Orang Mati karena Truk Tambang, tapi Pemerintah Lepas Tangan, Pemerintah Kabupaten Bogor tidak serius menyelesaikan masalah truk tambang di Bogor Barat. Tirto.id. diunduh Juli 2023
Rusdiyanto. 2015. Masalah Lingkungan Hidup Indonesia Menghadapi Era Globalisasi. Jurnal Cakrawala Hukum, Vol.6, No.2 Desember 2015.
Sinambella, Lijan Poltak. (2006) Reformasi Pelayanan Publik (Teori, Kebijakan dan Implementasi).Jakarta, Bumi Aksara.
Tjiptono, F. (2014). Manajemen Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Andy Offset.
Unesco. Intergovernmental Conference on Environmental Education organlied by Unesco in co-operation with UNEP Tbilisi (USSR). Final Report, 74 - 26 October 1977
Wood, Megan Epler. 2002. Ecotourism : Principles, Practices & Policies for Sustainability. Paris : United Nations Enviroment Programme (UNEP)
DOI: https://doi.org/10.31294/par.v12i1.25315

