GUNDALA-GUNDALA SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KABUPATEN KARO

Debora S Purba, Rosdiana Pakpahan, Tio RJ Nadeak

Sari


ABSTRAK

Gundala-Gundala adalah seni pertunjukan tradisional masyarakat Karo di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, yang memadukan tarian, musik, dan nilai spiritual dengan filosofi mendalam. Sebagai warisan budaya yang otentik, Gundala-Gundala memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi atraksi wisata budaya yang berkelanjutan. Atraksi wisata budaya merupakan potensi yang besar dalam mempertahankan eksistensi kebudayaan di suatu tempat. Pengunjung yang mendatangi destinasi memiliki ketertarikan yang besar terhadap perbedaan budaya dari budaya tempatnya berasal. Gundala – Gundala pada umumnya dihadirkan dalam setiap acara-acara besar adat maupun kenegaraan di Kabupaten Karo. Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan bahwa budaya merupakan atraksi utama yang mampu mewujudkan keberlanjutan sebuah destinasi wisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gundala-Gundala memiliki daya tarik unik bagi wisatawan, terutama dalam menghadirkan pengalaman budaya yang otentik. Masyarakat lokal memiliki antusiasme tinggi dalam mendukung pelestarian tradisi ini, namun pengembangannya masih menghadapi beberapa kendala, seperti minimnya dokumentasi, kurangnya fasilitas pendukung, dan terbatasnya promosi. Untuk mengoptimalkan potensi Gundala-Gundala, diperlukan strategi yang meliputi peningkatan infrastruktur, promosi berbasis digital, keterlibatan komunitas lokal, serta pelestarian budaya melalui pendidikan dan dokumentasi. Dengan langkah-langkah ini, Gundala-Gundala dapat menjadi ikon budaya yang tidak hanya melestarikan tradisi masyarakat Karo, tetapi juga mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Karo.

Kata kunci: Gundala-Gundala, Atraksi, Wisata Budaya

ABSTRACT

Gundala-Gundala is a traditional performance art of the Karo community in Karo Regency, North Sumatra, which blends dance, music, and spiritual values with profound philosophy. As an authentic cultural heritage, Gundala-Gundala has great potential to be developed into a sustainable cultural tourism attraction. Cultural tourism attractions play a significant role in preserving the existence of local traditions. Visitors to a destination are often deeply interested in cultural differences compared to their own. Gundala-Gundala is commonly performed during major traditional ceremonies and state events in Karo Regency. This article aims to describe how culture can serve as a key attraction to achieve the sustainability of a tourism destination. The research employs a qualitative approach using in-depth interviews, participatory observation, and document analysis. The findings indicate that Gundala-Gundala offers a unique appeal to tourists, especially in delivering an authentic cultural experience. The local community shows high enthusiasm in supporting the preservation of this tradition. However, its development faces several challenges, including limited documentation, inadequate supporting facilities, and minimal promotion. To optimize the potential of Gundala-Gundala, strategies are needed that encompass improving infrastructure, implementing digital-based promotion, involving local communities, and preserving the culture through education and documentation. With these steps, Gundala-Gundala can become a cultural icon that not only preserves the traditions of the Karo community but also supports sustainable tourism development in Karo Regency.

Keywords : Gundala-gundala, Attraction, Cultural Tourism

Kata Kunci


Gundala-gundala, Attraction, Cultural Tourism

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Amarullah, N. I., Potensi Pengembangan Atraksi Budaya sebagai Daya Tarik Wisata di Kawasan Embung Langensari, Yogyakarta. Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur, 700–709.& Nurhasan, N. (2023).

Ardiwidjaya, Roby. 2019. Pariwisata Budaya, Pelestarian Budaya sebagai daya Tarik Ke-Indonesiaan

Cultural Tourism, The Best Wat To Travel and To Get Know The World. https://www.iberdrola. com/culture/what-is-cultural-tourism-and-importance

Ardiwidjaja, R. (2018). Preservation of World Heritage Sites Viewed from the Perspective of Sustainable Tourism Development. Sci. J. Archaeol. Cult. Stud., 15(1), 25–34.

Creswell, J. W., & Wekke, I. S. (2020). Berpikir Seperti Peneliti Kualitatif.

Du Cros, H., & McKercher, B. (2020). Cultural tourism. Routledge.

Hermawan, H. (2018). Updates on the research and development of absorbable metals for biomedical applications. Progress in Biomaterials, 7, 93–110.

Kusmayadi, & Sugiarto, E. (2000). Metodologi Penelitian dalam bidang kepariwisataan. PT. Gramedia Pustaka Utama

Marlina, Endy, dkk. Tourist Visit Motivation as Cultural Tourism Activities Factor. Proceedings of ITSA 2020

McKercher, B., Ho, P. S. Y., Cros, H. Du, & So-Ming, B. C. (2002). Activities-based segmentation of the cultural tourism market. Journal of Travel & Tourism Marketing, 12(1), 23–46.

Muham, Yedji Pratama. 2024. Gundala-Gundala sebagai dasar penciptaan batik tulis. https://doi.org/10.572349/cendikia.v2i6.1661

Rahmatin, L. (2023). Analisis Potensi Budaya Lokal sebagai Atraksi Wisata Dusun Segunung. Jurnal Kajian Dan Terapan Pariwisata, 3(2), 30–40.

Ristiawan, Raden Rucitarahma. 2018. Culture as Tourism Attraction: Commodification and Politicization of Culture in Kembang arum Tourism Village, Yogyakarta Special Region, Indonesia. Vol 1, No 1, 2018, Gadjah Mada Journal Tourism

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Timoteus, A. L. (2024). Tortor Hoda Hoda di Pulau Sibandang: Kajian Semiotika. Universitas Sumatera Utara.

UNESCO and The World Commission on Culture and Development in their Report Our Creative Diversity dalam Ivanovic, (2008).




DOI: https://doi.org/10.31294/par.v11i2.23768

Dipublikasikan oleh LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Jl. Kramat Raya No.98, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10450
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License