Hubungan Faktor-Faktor Dengan Kejadian ISPA pada Balita Di Puskesmas X Kota Bandung

Eva Suprihatin

Sari


Abstract - West Java Provincial Health Office stated  ISPA is still the first order of  most diseases in children under five in West Java which  equal to 33.44%.  Number of  patients with respiratory infections, diarrhea and pharyngitis increased in the district and the city of Bandung. The incidence of ISPA in Bandung showed an increase, reaching 17 793 in 2012. Factors that cause the incidence of ISPA was low birth weigh, nutritional status, immunization, residential density and physical environment (Maryunani, 2010). The purpose of this study was to identify the relationship between these factors, low birth weigh , nutritional status, immunization, residential density and physical environments ventilation on the incidence of ISPA in children under five in Public Health Community X Bandung. Design research is correlational, using cross sectional and accidental sampling using sampling techniques. Analysis used in this study is the analysis of Chi Square. The population in this study is 327 toddlers, and samples were used that toddlers who come to the clinic for treatment, taken as many as 15% of 327 infants and obtained 50 respondents. Sampling technique. Analysis used in this study by using chi square analysis. The population is 327 toddlers, and the samples used are toddlers who come to the clinic for treatment, taken as many as 15% of 327 infants and obtained 50 respondents. Statistical analysis of data shows that there are associated between low birth weight with acute respiratory infection (p = 0.000 <0.05), was not associated between nutritional status in infants with the incidence of acute respiratory infection (p = 0.134> 0.05), there is a associated between immunization with acute respiratory infection (p = 0.005 <0.05), there was not associated between the density residential with acute respiratory infection (p = 0.552> 0.05), there was not associated between the physical environment (ventilation) with acute respiratory infection (p = 0,790> 0,05). The conclusion that there is a associated between low birth weight and immunization on the incidence of respiratory infections, and there was not associated between nutritional status, residential density and physical environment (ventilation). And suggestions to the clinic to better promote the importance of immunization and prevention of low birth weight babies born in order to reduce the risk of respiratory infection.

 

Keywords: Acute Respiratory Infection In Toddlers, Low Birth Weight, Nutritional Status, Immunization, Residential Density, Physical Environment (Ventilation)

 

 

Abstrak - Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat menyatakan ISPA masih merupakan urutan pertama penyakit terbanyak pada balita di Propinsi Jawa Barat yakni sebesar 33,44%. Jumlah penderita ISPA, diare dan faringitis meningkat di Kabupaten maupun Kota Bandung. Angka kejadian ISPA di Kota Bandung menunjukan peningkatan yaitu mencapai 17.793 pada tahun 2012. Faktor yang menyebabkan kejadian ISPA adalah  BBLR, status gizi, imunisasi, kepadatan tempat tinggal dan lingkungan fisik ( Maryunani, 2010 ). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor-faktor ISPA yaitu BBLR, status gizi, imunisasi, kepadatan tempat tinggal dan lingkungan fisik ventilasi terhadap kejadian ISPA pada balita di Puskesmas X Kota Bandung.

Desain penelitian yang digunakan adalah korelasional, dengan menggunakan cross sectional dan menggunakan teknik sampling  accidental sampling. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa Chi Square. Populasi dalam penelitian ini yaitu 327 balita, dan sampel yang digunakan yaitu balita yang datang berobat ke puskesmas, diambil sebanyak 15% dari 327 balita dan didapat 50 responden. Analisis statistik terhadap data yang diperoleh menunjukan bahwa terdapat hubungan antara BBLR dengan kejadian ISPA pada balita (p=0,000 < 0,05), tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA pada balita (p=0,134 > 0,05), ada hubungan antara imunisasi dengan kejadian ISPA pada balita (p=0,005 < 0,05), tidak ada hubungan antara kepadatan tempat tinggal dengan kejadian ISPA pada balita (p=0,552 > 0,05), tidak ada hubungan antara lingkungan fisik ventilasi dengan kejadian ISPA pada balita (p=0,790 > 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan antara BBLR dan imunisasi terhadap kejadian ISPA, serta tidak terdapat hubungan antara status gizi, kepadatan tempat tinggal dan lingkungan fisik ventilasi terhadap kejadian ISPA. Dan saran kepada puskesmas supaya lebih mensosialisasikan pentingnya imunisasi dan pencegahan terjadinya kelahiran bayi yang BBLR agar mengurangi resiko terjadinya ISPA.

 

Kata Kunci: ISPA pada balita, BBLR, Status Gizi, Imunisasi, Kepadatan Tempat rancangan survey Tinggal, Lingkungan Fisik (Ventilasi)


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Departemen Kesehatan RI. (2010). Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta

_________. (2002). Menanggulangi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Anak-Anak. Jakarta.

__________. (2010). Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita. Jakarta.

__________. (2002). Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita, Jakarta.

__________. (2004). Penanggulangan Pneumonia Balita 2005-2009. Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Bandung. (2012). Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012, Pemerintah Kota Bandung, Bandung

__________. (2012). Laporan Tahunan ISPA Kota Bandung 2012, Pemerintah Kota Bandung. Bandung.

Ibrahim, Hartati. (2011). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Anak Balita di Wilayah Puskesmas Botumoito Kabupaten Boalemo Tahun 2011. Tesis Program Pascasarjana Unhas.

Maryunani, A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Misnadiarly. (2008). Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada Anak Balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Moehji, S. (2003). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan ISPA di Puskesmas, 33.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Ranuh, IGN. (2005). Buku Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Soeditama. (2002). Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sulastri, Wida., Yamin, Ahmad., & Susanti,. R.D. (2010). Majalah Keperawatan Nursing Journal of Padjadjaran University, 10(11), 1-5.

Sulistyoningsih, H., Sutandi, R. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian ISPA Pada BAlita Di Wilayah Kerja Puskesmas DTP

Jamanis Kabupaten Tasikmalaya 2010, 154-158.

Supriasa, I Dewa Nyoman. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

World Health Organization (WHO). (2006). Pneumonia: The Forgotten Killer of Children .

World Health Organization (WHO). (1983). Measuring Change In Nutritional Status. Genewa.

World Health Organization (WHO). (2007). Pencegahan & pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

Yusup, N.A., & Sulistyo, L.R. (2004). Jurnal Kesehatan Lingkungan Hubungan Sanitasi Rumah Secara Fisik Dengan Kejadian ISPA Pada BAlita, 110-118.




DOI: https://doi.org/10.31311/.v1i1.82



Diterbitkan oleh:

Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas BSI Bandung

 Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.